Tuesday, October 03, 2006

ilove(y)ourbody.com

Suamiku sayang, si the one and only mas Willy lagi(-lagi) obsessed dengan body shaping. Setiap hari joging, ke gym dan menjaga asupan kalori serta extra asupan buah dan sayuran.

Melihat dia dengan gaya hidup sehatnya itu sih memang bukan hal baru, tapi kalau melihat dia terlalu kurus juga bukan hal yang terlalu menyenangkan (at least for me..iyalah abis buat siapa lagi).

Kepulangannya ke Jakarta weekend kemarin diisi dengan pants shopping secara ukuran celananya drop 1 nomer. Secara appearance memang lebih bagus dan proporsional (lagi-lagi in my personal opinion) tapi saya juga wanti-wanti dia kalo turun terus beratnya kayanya kurang gimanaaaa gitu..since I personally think that men with just a bit fat is a lot more sexier than a skinny one. Apa enaknya coba meluk tulang melulu kalo dibandingkan dengan meluk badan yang berisi? Pasti beda donk rasanya…dan senangnya, seperti biasanya, being the good listener he is, dia mengangguk dan berjanji akan menjaga kestabilan lemak di tubuhnya demi istrinya tercinta yang bawel ini hehehe…

Buntut dari the whole body obsession ini ternyata tidak berhenti disini saja, program selanjutnya (yang ditujukan untuk bunda) dikemas dalam bentuk “pesan cinta” yang kira-kira bunyinya begini:

Bun, di spore cewek-cewek itu trendnya skinny, jadi kalo kamu nanti pindah sama ayah, disini kamu akan banyak jalan kaki jadi pasti tambah sehat dan bisa cepet kurus..”

Okay, the “healthy” part is acceptable, but the “skinny” part, lagi-lagi bukan harga mati buat saya. Back when I was not this chubby (baca: sebelum kawin dan melahirkan bayiku yang berat lahirnya 3,6 kg itu), I personally think that I’m not skinny but more of a full figure woman dalam arti semok aka semloheh kata temen2 saya. And frankly, I’m proud of it kalo ga bisa dikatakan one of my best assets :-)

As far as I’m concerned, selama tubuh sehat jiwa bahagia, dan badan ga gendut berlimpah lemak, sah-sah aja kok berbodi semok. During my breastfeeding period ini, saya masih kelebihan sekitar 6 kg dari berat badan sebelum hamil and I have no intention at all untuk diet. As doctor advised, a breastfeeding period doesn’t come twice in an infant life, therefore diet bisa jadi agenda nomer dua setelah masa keemasan ini lewat and I intend to cherish every moment of it instead of mengurangi asupan makan yang bisa berdampak ke breastfeeding process saya.

So, pesan moralnya ialah:
a healthy (with good figure) husband and a happy (with full figure) breastfeeding mom is a perfect combination.

There, there..I rest my case.

4 comments:

Anonymous said...

...since I personally think that men with just a bit fat is a lot more sexier than a skinny one. Apa enaknya coba meluk tulang melulu kalo dibandingkan dengan meluk badan yang berisi? Pasti beda donk rasanya..

Hmmm....., diam - diam dan ternyata di balik semua itu, aku mulai mengerti jati dirinya yang sesungguhnya. Janganlah kau tutupi kekaguman dengan hinaan dan cacian.

Well I guess..., no more COMMENT.
Silahkan menilai sendiri.

Heheheheheee....

Maria Irma Yunita said...

Nduty,

Maksud eike kan jelas: with just a bit fat.

(didn't I make myself clear), Med?

Kalo a bit too much fat, wah getaw yaaa **sambil mengangkat bahu dengan acuh**

Duh, Nduty, kamu kayanya salah mengartikan caci maki ku deyyy, jadi semoga klarifikasiku ini bisa meluruskan masalah..

Didi is still the best Nduty, makanya kamu diet ketat and nge-gym donk kalo mau jadi kesayangan mbak Irma di kantor :-)

Ayo, Nduty, kamu pasti bisa...

Anonymous said...

sekali lagi ini kata - katanya sendiri yang ada di blog ini: "Jangan menyerah tanpa perlawanan has always been my motto "

Jadi yaaaaaah anda - anda semua mengerti lah apa maksud Commentnya diatas itu.

Mbaaaaaak it's okay kok. Jangan terlalu memaksakan diri untuk menutup - nutupi nya. Kasihaaaan dirimu, gak cape emangnya punya 2 kepribadian gini.

;P

Maria Irma Yunita said...

Nduty,

kepribadian gandaku hanya kugunakan saat kamu dan honda city merahmu akan meluncur ke ambass ajaaa.. other than that? back to normal mode donk ah (baca: caci maki jalan teruzzz)

Mwaahh..