Sunday, December 10, 2006

Step by step

Ayah, ayah..hear me out..
Tepat seminggu setelah ultahnya, anakmu ini membuat kejutan
Yup, aku berdiri..trus aku berjalan, ayah..

Aih lucunya…

Tuk..tuk..tukk
Aku si boneka lucu
Berjalan satu-satu
Miring kiri, miring kanan
Satu langkah, dua, tiga, empaaat…dan limaaaa..
Horeeee..
Berhasil!!















Ayah,
Bunda bangga sekali sama aku
Dia sampai jingkrak-jingkrak kegirangan
Amazing” kata Bunda

Sekarang aku masih rajin latihan jalan ayah.
Ambil ancang-ancang ke ujung tempat tidur trus jalan lagi miring kanan kiri

Ayah,
Kata Bunda, Ayah janji ajak aku ke Raffles Park
Biar aku puas jalan-jalan sama lari-lari, kata Ayah..

Ga sabar nunggu Christmas in the Tropic trip kita ya ayah..
Bunda bilang aku boleh puas jalan-jalan kecil sepanjang Orchard
Atau main-main air di Vivocity.. (sementara Bunda menyatroni counter Gap dengan hati suka cita)

Can’t wait..we both just so can't wait
Miss u ayah and see you soon yaa..

Review Makansutra @Olive


Another “Food For the Soul” dinner kami malam itu digelar di resto baru bernama Olive, yang terletak di Plaza Gani Djemat, Jl. Imam Bonjol, Menteng (ex Cinna Bar).

Fitrie malam itu bertindak selaku host sekaligus sponsor, sementara saya, Piping dan Mpi duduk manis dan membaca menu dengan seksama. Berusaha keras menentukan apa yang kira-kira paling tepat kami pesan untuk menemani our heart to heart gathering malam itu.

10 menit kemudian kami sudah siap memesan.
Saya dan Piping memutuskan untuk memesan Veal Beef Osso Bucco.
Mpi memilih memesan pasta (Sp'ghetti something, I forgot)
Sementara Fitrie memesan Lamb Chop.
Mmmmm…slurrrpeey yummmmeeyy…

Floor Manager yang ramah membantu kami dalam meneliti setiap menu yang kami pilih dan memastikan bahwa makanan yang kami pesan ialah pilihan yang tepat.
Selang hampir 30 menit kemudian, makanan sudah dihidangkan.
Porsinya sedang, not too much, not too less juga.
Mmm…Osso Bucconya enakkk..sayangnya cuma satu: dagingnya keras.
Saya dan Piping agak kerepotan memotongnya dengan pisau, sampai akhirnya dia menyerah dan mas Floor Manager yang extra helpful datang dan menawarkan kalau-kalau dia boleh mencoba “kekenyalan” daging yang kami makan.

Serius mas?”
Kami berempat hampir-hampir tidak percaya ketika dia memutuskan untuk memakan sisa daging di piring Piping.
Oh iya, memang begini kok prosedurnya”
*wwwoowwwww..plokplokplokkkk…what a dedicated employee you are mister..”

Aksi icip-icipnya itu memberinya satu kesimpulan yang sayangnya buat kami agak kurang memuaskan: “Dagingnya ga keras ah.. Osso Bucco itu kan memang di daerah pinggul (tau bener tau gak) jadi memang seharusnya dia liat seperti ini teksturnya

Hiyaahh..masa seeehhh…(kita ga maksa minta ganti menu kok mas, beneran loh, asal mas dengan besar hati mengakui aja kalo dagingnya teksturnya kaya sendal jepit swallow, kita udah seneng loch masssss..)

However, we politely thank him after all, for his tremendous effort.. **jeezzz**

Canda tawa dan curhat bersama kami malam itu ditutup dengan dessert brownies dan orange cake.
Sweets for the sweets..

Conclusion:
Pricey, tapi ambiencenya sangat menyenangkan, it almost felt that you had dinner at a lounge or something (mind the not-carefully-picked songs played in the resto that nite).

Lagi-lagi dinner yang sarat issue (baca: curhat).
This “Food for the soul” dinner is surely to be continued.
My call, my treat.
Just wait for the next review..
**pssstttt...photos are soon to be uploaded ya (I honestly have not yet been able to locate the files..)..oopsey..

Jamie’s Italy

Siang itu dengan berhati-hati saya ketuk pintu kamar Pak Arief Surowidjojo, my long time-soon to be my ex–bos.
(Jika, my friend, happened to be in the room at that moment).

From a culinaire enthusiast to another, I hand him over a gift: Jamie’s (Oliver) Italy – newly issued, carefully wrap and nicely bowed (makasih ya ayah sayang, buat effortnya nyari dari Borders sampe Kinokuniya Takashimaya, makin cinta deehh..mwahh)

He just loved it.
Waahh ini kan buku yang memang saya mau beli, makasih ya..ayo kamu tulis dulu di bukunya, jadi kalo saya masak saya inget sama kamu..”
So I did, I simply thank him for everything.
A thank you note in a cook book.

In return, he gave me this:



"Irma, kalau butuh juru foto boleh panggil saya kapan-kapan, lumayan buat bekal pensiun."
**Grin**

Bagus ya fotonya.. Love it. Love it. LOVE IT.

Makasih ya Pak Arief, what you have been provided me for this past 5 years is just priceless.
Thank you, thank you, thank you so much.
I wish you and the firm best of luck…

Farewell my Friends..


Never before in my mind had I imagine..
Leaving something so precious behind,
Something that has became a part of me
For as long as I can remember..


30 November 2006
I bid my friends farewell
Teman-teman dalam suka dan duka, dalam canda dan tawa dan dalam gossip yang tiada habisnya..

5 tahun bukan waktu yang singkat
Mengingat kebersamaan kita yang rasanya manis dan sarat makna

Jam 17.30 sore itu pintu kamar saya tiba-tiba diketuk
Segerombol wajah menyeruak masuk
Salah satunya menyerahkan secarik kertas ke saya
Apaan nih?” tanya saya waktu itu
Buka aja, nanti juga tau sendiri..” jawabnya…

……………………..
dia adalah junior favorit kamu di kantor..”
Dengan tampang bingung saya mencoba mencerna isi tekla-teki (yang tidak silang) itu dalam secarik kertas biru tadi.
Didi?” tanya saya mencoba mencari konfirmasi, yang sayangnya hanya dijawab si empunya kertas dengan bahu yang diangkat dengan tak acuh.
tega deh loe..gw masih ngutang bikin farewell note sama client list niy..mana sempettt??” protes saya sembari melirik ke jam yang sudah menunjukkan pukul 17.35

Tapi protes saya rupanya bukan excuse yang mereka cari.
Sore itu diwarnai dengan aksi “mencari petunjuk” yang rupanya sudah direncanakan sedemikian rapinya oleh teman-teman kantor saya.
Meja ke meja, kamar ke kamar, cubicle satu ke cubicle yang lain, laksana anjing pelacak, saya diWAJIBkan mencari petunjuk yang saling mengarah satu ke yang lainnya..
Setelah pencarian yang melelahkan dan photo session yang serabutan, “kotak wasiat” berpita, hadiah farewell yang sudah disiapkan teman-teman tercinta menanti di depan mata..

Sore yang penuh tawa itu, air mata saya sudah tidak bisa dibendung lagi.
Betapa tidak, mengingat effort dan perhatian mereka yang luar biasa untuk saya, sungguh membuat saya benar-benar bahagia sekaligus haru..
Thank you my dear friends..
Walaupun harus jadi tontonan sekantor, tapi buahnya memang manis luar biasa..
U guys are awesome, like always..
Thanks for sharing this sweetest goodbye with me.
Thanks for being the most wonderful working colleagues, supportive and caring friends, and last but not least: a very reliable shopping partners in crime (hahah..)

I may not be around anymore, but we will always have each other.
That, I promise.

Special thanks goes to the following:
*Wika, Jika, Tiessa, Dinar: Zarra nya pasti bakalan gw pake terus..Fotonya juga udah gw pajang loch..
Adik-adik juniorku tercintah:
* Rondang, Aisyah, Dida, Dini, De-ef, Bonie: Wah clutchnya bener2 to die for, makasih yaaaaa..Zarra nya (juga) pasti gw pake, promise.
* Jamal, Vanda, Didi, Icut, Nita, Dian: Creative-nya sekarang menemani hari-hari ku di mobil lhow bow, duh how thoughtful you guys are..ada gunanya juga ya “shuttle car” mall Ambas gw itu, sampe bisa menginspirasi kalian kalo gw butuh Creative di mobil hahahaha…