Sunday, December 10, 2006

Review Makansutra @Olive


Another “Food For the Soul” dinner kami malam itu digelar di resto baru bernama Olive, yang terletak di Plaza Gani Djemat, Jl. Imam Bonjol, Menteng (ex Cinna Bar).

Fitrie malam itu bertindak selaku host sekaligus sponsor, sementara saya, Piping dan Mpi duduk manis dan membaca menu dengan seksama. Berusaha keras menentukan apa yang kira-kira paling tepat kami pesan untuk menemani our heart to heart gathering malam itu.

10 menit kemudian kami sudah siap memesan.
Saya dan Piping memutuskan untuk memesan Veal Beef Osso Bucco.
Mpi memilih memesan pasta (Sp'ghetti something, I forgot)
Sementara Fitrie memesan Lamb Chop.
Mmmmm…slurrrpeey yummmmeeyy…

Floor Manager yang ramah membantu kami dalam meneliti setiap menu yang kami pilih dan memastikan bahwa makanan yang kami pesan ialah pilihan yang tepat.
Selang hampir 30 menit kemudian, makanan sudah dihidangkan.
Porsinya sedang, not too much, not too less juga.
Mmm…Osso Bucconya enakkk..sayangnya cuma satu: dagingnya keras.
Saya dan Piping agak kerepotan memotongnya dengan pisau, sampai akhirnya dia menyerah dan mas Floor Manager yang extra helpful datang dan menawarkan kalau-kalau dia boleh mencoba “kekenyalan” daging yang kami makan.

Serius mas?”
Kami berempat hampir-hampir tidak percaya ketika dia memutuskan untuk memakan sisa daging di piring Piping.
Oh iya, memang begini kok prosedurnya”
*wwwoowwwww..plokplokplokkkk…what a dedicated employee you are mister..”

Aksi icip-icipnya itu memberinya satu kesimpulan yang sayangnya buat kami agak kurang memuaskan: “Dagingnya ga keras ah.. Osso Bucco itu kan memang di daerah pinggul (tau bener tau gak) jadi memang seharusnya dia liat seperti ini teksturnya

Hiyaahh..masa seeehhh…(kita ga maksa minta ganti menu kok mas, beneran loh, asal mas dengan besar hati mengakui aja kalo dagingnya teksturnya kaya sendal jepit swallow, kita udah seneng loch masssss..)

However, we politely thank him after all, for his tremendous effort.. **jeezzz**

Canda tawa dan curhat bersama kami malam itu ditutup dengan dessert brownies dan orange cake.
Sweets for the sweets..

Conclusion:
Pricey, tapi ambiencenya sangat menyenangkan, it almost felt that you had dinner at a lounge or something (mind the not-carefully-picked songs played in the resto that nite).

Lagi-lagi dinner yang sarat issue (baca: curhat).
This “Food for the soul” dinner is surely to be continued.
My call, my treat.
Just wait for the next review..
**pssstttt...photos are soon to be uploaded ya (I honestly have not yet been able to locate the files..)..oopsey..

No comments: